Etika Bisnis

  1. Jelaskan makna pokok etika bisnis !

Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek. Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.

Terdapat tiga bidang dengan fungsi dan perwujudannya, yaitu:

1. Etika deskriptif (descriptive ethics), secara normatif menjelaskan pengalaman moral secara deskriptif berusaha untuk mengetahui motivasi, kemauan dan tujuan sesuatu tindakan dalam tingkah laku manusia.

2. Etika normatif (normative ethics), yang berusaha menjelaskan mengapa manusia bertindak seperti yang mereka lakukan, dan apakah prinsip-prinsip dari kehidupan manusia.

3. Metaetika (metaethics), yang berusaha untuk memberikan arti istilah dan bahasa yang dipakai dalam pembicaraan etika, serta cara berfikir yang dipakai untuk membenarkan pernyataan-pernyataan etika.

Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholders) . Penerapan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis secara berkesinambungan mendukung terciptanya budaya perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati bersama dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku, yang merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan. Yang mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.

Tiga makna pokok dari etika bisnis yaitu  dari sudut pandang ekonomi,hukum dan etika :

1. Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis dan beretika.

2. Sudut pandang moral.
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.

3. Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada pepatah terkenal : “Quid leges sine moribus” yang artinya : “apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas “

  1. Jelaskan manfaat bagi perusahaan dengan menerapkan etika bisnis?

Dewasa ini kalangan bisnis sudah memiliki kesadaran akan pentingnya Etika Bisnis dalam operasi bisnis. Bahkan dalam perkembangannya Etika Bisnis tidak lagi menjadi beban yang terpaksa harus dilaksanakan perusahan melainkan sudah menjadi salah satu strategy pengembangan perusahaan. Karena Tujuan perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk “memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam rentang waktu jangka panjang melalui aktivitas penjualan barang dan/atau jasa.
Contoh nyata akan manfaat etika bisnis sebagai strategy pengembangan perusahaan misalnya Company Social Responsibility dianggap dapat memberikan keuntungan pada perusahaan dalam bentuk profitabilitas, kinerja financial yang lebih kokoh, menurunkan resiko bentrok dengan lingkungan sekitar, meningkatkan reputasi perusahaan, dll.
Etika bisnis bagi perusahaan ini,menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernahtimbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah,sumbangan dan sebagainya. Latar belakang pembuatan etika bisnis adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur dan kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki etika sendiri,mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya

Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :

  1. 1.       Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
  1. 2.      Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
  1. 3.      Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
  1. 4.      Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).
  1. 5.      Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
  1. 6.      Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan.
  1. 7.       Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).

Etika bisnis perusahhan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki dsaya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, system prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.

Etika bisnis mempunyai prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan berbagai upaya untuk menggabungkan berbagai nilai-nilai dasar (basic values) dalam perusahaan, agar berbagai aktivitas yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan. Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan sebagai berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”, berhubungan dengan dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut sustainability. Hal ini membutuhkan adanya “kepercayaan” atau “saling mempercayai” (trust) dari berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan (stakeholders). Kalimat “kesejahteraan pemilik” merupakan derivasi dan perwujudan dari “hak kepemilikan” (ownership) yang muncul dari adanya penghargaan (respect) terhadap “kepemilikan pribadi” (property rights).

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah karena:

  • Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
  • Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
  • Melindungi prinsip kebebasan berniaga
  • Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.

Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara:

  • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
  • Memperkuat sistem pengawasan
  •  Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

Perusahaan-perusahaan multinasional selalu mengikuti seperangkat aturan tetap, yang para pekerja dalam organisasi mematuhi. Bisnis kebijakan dan strategi dalam suatu organisasi yang ditetapkan sesuai dengan budaya kerja mereka dan beberapa perusahaan memanipulasi kebijakan berdasarkan budaya kerja dan etika. Berikut adalah beberapa keuntungan yang sangat baik dari kebijakan bisnis etika dalam organisasi:

  •  Etika bisnis membantu para investor dan pelanggan perusahaan untuk berlatih sendiri nilai-nilai etika yang dipraktekkan di perusahaan yang mereka bermitra dengan. Ini membantu mereka mencapai tujuan bisnis umum.
  •  Etika dalam suatu organisasi membantu untuk membawa keluar kinerja karyawan unggul dalam hal produktivitas dan hubungan hangat antara membangun karyawan dan manajemen. Etika membantu dibangun dalam moral antara karyawan perusahaan.
  • Untuk sebuah perusahaan untuk tumbuh, Reputasi adalah salah satu harta yang paling penting perusahaan harus memiliki dalam rangka untuk berdiri di pasar antara pesaingnya. Jika manajemen inti perusahaan adalah berbasis etika, itu mengirimkan pesan yang kuat di pasar juga.

Pendidikan etika dalam suatu organisasi membawa dalam untuk perkembangan peraturan Internasional, yang menyediakan insentif keuangan dan hukum yang kuat bagi perusahaan besar untuk tumbuh dan mengembangkan bisnis mereka.  Perusahaan-perusahaan secara teratur meng-upgrade program etika mereka untuk mendorong karyawan untuk tujuan untuk tujuan yang lebih besar sehingga memaksimalkan keuntungan perusahaan. Kebijakan etika telah terbukti bermanfaat bagi perusahaan terutama pada saat bergolak, ia menyediakan integritas untuk sebuah organisasi untuk berdiri dengan aturan dan peraturan. Para etika bisnis juga mengatakan untuk memberdayakan karyawan untuk bekerja keras dan mencapai hasil yang lebih besar. Etika membantu untuk membangun moral perusahaan dan mengembangkan kerja sama tim di antara karyawan untuk meningkatkan produktivitas. Kebijakan etis dari perusahaan diatur sehingga setiap orang dalam organisasi bekerja dengan cara yang sama dan karena mereka bisa digunakan untuk itu, mereka benar-benar akan tahu apa keuntungan dari kebijakan bisnis etika organisasi, bagi organisasi dan bagi orang yang bekerja di sebuah organisasi.

Nilai-nilai etis perdana yang paling penting bagi suatu organisasi untuk menjalankan sukses, sebagai perusahaan berdiri atas dasar moral yang kuat dan dukungan dari karyawan itu panggilan untuk kontribusi besar dan memberikan reputasi besar untuk bisnis Anda. Beberapa orang percaya bahwa etika bisnis penting berdiri tidak memiliki nilai dalam organisasi mereka karena mereka senang dengan aturan mereka dan gaya bekerja. Tapi lebih dari uang membuat adalah penting bahwa semua karyawan mengikuti beberapa aturan etika berbasis, yang akan membawa keharmonisan di antara karyawan. Sebuah bisnis yang etis akan selalu menarik perhatian untuk membawa lebih banyak pekerjaan dalam sebuah perusahaan atau untuk mendapatkan investor lebih bagi perusahaan.

ANALISIS MINAT BACA MAHASISWA MELALUI MEDIA CETAK DAN MEDIA ELEKTRONIK (DISERTAI DENGAN PENGGUNAAN GADGET)

I.                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Hidup di zaman era globalisasi seperti saat sekarang sangatlah menjadi tantangan tersendiri bagi kehidupan remaja. Banyak dampak yang terasa, baik secara positif maupun negative. Masa remaja yang dikenal dengan masa transisi atau pencarian jati diri mengakibatkan mudahnya remaja saat ini menerima trend ataupun gaya hidup baru yang ada di sekitarnya. Tidak hanya sekedar trend, dalam penyerapan informasi pun kalangan remaja dapat dikatakan sebagai kalangan “tersensitif” dalam menyerap informasi yang ada.

Informasi sangatlah dibutuhkan bagi kalangan manapun. Adapun media yang disediakan untuk mendapat informasi yaitu media elektronik berupa  TV,radio, dan internet. Selain itu media cetak berupa koran,majalah,dsb. Walaupun memiliki fungsi yang sama yaitu menyajikan informasi, namun kedua jenis media tersebut memiliki keunggulan masing-masing yang dapat meningkatkan minat dari para pengguna informasi untuk memilih mana yang lebih baik antara media cetak dan media elektronik.

Perubahan zaman dan semakin meningkatnya teknologi menyebabkan berbagai kalangan memilih segala sesuatu secara praktis. Inilah yang terjadi pada saat sekarang terutama remaja. Dalam pengambilan informasi yang dibutuhkan, para remaja saat ini saat enggan untuk membaca dalam bentuk kertas seperti koran dan majalah. Mereka cenderung hanya ingin mengakses apapun yang mereka inginkan melalui media elektronik. Hal ini menyebabkan media cetak secara perlahan mulai diabaikan di kalangan remaja.

Berikut hasil survey antara penggunaan media cetak dan media elektonik :

Survey ini dilakukan terhadap  13 mahasiswa dan mahasiswi usia 19 sampai dengan 21 tahun. Dapat dilihat bahwa media elektronik sangat mendominasi minat para remaja khususnya mahasiswa dalam pencarian informasi yang mereka butuhkan.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan para remaja menggunakan media elektronik karena praktis dan menarik.  Namun belum ada pemikiran lebih lanjut tentang berapa biaya yang dipergunakan apabila kita menggunakan media elektronik. Sedangkan alat untuk mengakses informasi melalui media elektronik semakin banyak dan beraneka ragam sesuai dengan perkembangan teknologi dan zaman.

1.2  Perumusan Masalah

Dari latar belakang kajian ini, maka masalah kajian dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. apa saja keunggulan dari media cetak dan media elektronik?
  2. faktor-faktor apa yang menyebabkan para remaja memilih media elektronik daripada media cetak?
  3. apa dampak positif dan negative dari penggunaan media elektronik?
  4. berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakses informasi melalui media elektronik sesuai dengan berkembangnya fasilitas gadget yang digunakan?

1.3. Tujuan

a.   menganalisis keunggulan dari media cetak dan media elektronik

b.   menganalisis faktor-faktor penyebab para remaja memilih media elektronik daripada media cetak

c.   menganalisis dampak positif dan negative dari penggunaan media elektronik

d.   menganalisis besar biaya yang dikeluarkan untuk mengakses informasi melalui media elektronik sesuai dengan berkembangnya fasilitas gadget yang digunakan.

II.TEORI

II.1 Media cetak dan media elektronik

Media cetak merupakan media komunikasi pertama yang dikenal manusia sebagai media yang memenuhi cirri-ciri komunikasi arah ( satu arah, melembaga, umum, serempak ). Media massa cetak berbentuk surat kabar, tabloid, majalah, bulletin. ( Abede ; 2002 : 102 )

Pengertian media cetak menurut Rhenald Kasali (1992,99), media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain atau peristiwa yang dirangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya.

Ciri-ciri media cetak ( Abede ; 2002 : 103 ) :

  1. Daya tampungnya tinggi ( memiliki peluang untuk menambah halaman )
  2. Daya dokumentasinya tinggi ( sangat mudah disimpan atau diperbanyak )
  3. Jaringan distribusinya terbatas ( karena sifatnya yang literer )

Kelebihan dan kekurangan media cetak:

Menurut Dominick ( JISK ; 2001 : 66-67), media cetak memiliki kelebihan sekaligus kekurangan, yaitu : pertama, kelebihan media cetak yaitu pada kedalaman analisisnya yang lebih panjang dan tajam, lalu kekurangannya dimensi “ruang” (space) lebih menentukan cara penyampaian berita. Kedua, media cetak memiliki kekayaan dalam member informasi kepada khalayak yang lebih banyak dan mudah diingat, media cetak lebih permanen, dalam pengertian membacanya bisa diulang-ulang dan bisa dibaca kapan saja. Ketiga, kekurangan media cetak terletak antara hubungan wartawan dengan pembaca, sangat berjarak, umumnya wartawan bersifat anonym. Keempat, proses penyajian berita pada media cetak lebih sederhana, yang menentukan si wartawan sendiri dan redakturnya.

Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital.

Ciri – ciri media elektronik :

1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6. Ada pengaruh yang dikehendaki
7. Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.

Kelebihan :

  • Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.
  • Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya untuk memahami berita.(khusus televisi).
  • Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.

Kekurangan :

  • Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah ditayangkan

II.II Hipotesis

            Setelah dilakukan survey terhadap 13 mahasiswa, maka 92% dari mereka lebih berminat untuk membaca melalui media elektronik. Adapun beberapa alasan mereka memilih media elektronik adalah sebagai berikut :

  1. Lebih menarik karena ada tampilan berwarna
  2. Praktis
  3. Cakupan berita meluas
  4. Dapat dibaca kapan saja dan lebih update

Adapun 8% diantara mereka beralasan memilih media cetak karena :

  1. Lebih murah
  2. Bisa dicari kapan saja (karena ada wujudnya)

Penggunaan gadget dari 92% mahasiswa yang lebih memilih media elektronik dibandingkan media cetak ternyata masih kurang diperhatikan. Mereka belum mempertimbangkan bagaimana perkembangan gadget sesuai dengan perkembangan teknologi dan trend saat ini apabila dikaitkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan.

H1 : penggunaan gadget mempengaruhi minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik.

Ho : penggunaan gadget tidak mempengaruhi minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik.

II.III Pengembangan Hipotesis

            Seiring dengan fasilitas gadget yang semakin canggih, maka semakin menariklah informasi yang kita dapatkan. Ada kepuasan tersendiri dalam menikmati gadget yang digunakan walaupun sama-sama untuk mendapatkan informasi. Inilah yang menyebabkan adanya keterkaitan antara minat baca dan penggunaan gadget. Malah mungkin terkadang para pengguna kurang memikirkan berapa biaya yang harus mereka korbankan untuk menikmati gadget yang semakin lama semakin canggih.

II.IV Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nanny Roedjinandari (jurnal) : Pengaruh Faktor-Faktor Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Makanan Khas Jawa pada Rumah Makan “Inggil” Malang. Dalam jurnal ini, dibahas tentang keputusan pembelian sesuai dengan bagaimana gaya hidup, dan kebutuhan dari masing-masing individu walaupun dapat dikatakan kurang adanya pertimbangan biaya yang harus mereka keluarkan.

II.V Deskripsi Statistik

  • Metode Deskriptif

Analisis metode deskriptif yaitu metode penganalisisan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasian, menganalisa dan menginterprestasikan data sehingga dapat memberikan gambaran jelas mengenai masalah yang dihadapi (Sugiyono, 2003: 142)

  • Metode Statistika

Persamaan regresi : persamaan matematika yang memungkinkan peramalan nilai suatu peubah tak bebas (dependent variable) dari nilai peubah bebas (independent variable). Adapun analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas yaitu perkembangan gadget (X1) dan biaya yang harus dikeluarkan (X2) terhadap variabel terikat yaitu minat baca mahasiswa (Y).

Maka didapatkan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y        = minat baca mahasiswa

a          = konstanta

X1       = besar biaya yang harus dikeluarkan

X2       = besar pengaruh perkembangan gadget

b          = koefisien regresi berganda

e         = Standard eror

v  Uji t

Untuk melihat pengaruh variabel indepen (X) terhadap variable dependen (Y), maka dalam hal ini peneliti menggunakan uji t dua sisi. Sedangkan bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : b1 = 0

Artinya, tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Ho : b1 > 0

Artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable penggunaan gadget (X) terhadap variabel minat baca mahasiswa (Y). Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5%:

–          Ho diterima apabila thitung < ttabel

–          H1 diterima apabila thitung > ttabel

v  Uji signifikan simultan (Uji – F)

Uji – F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel yang dimasukan dalam mempunyai model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Ho = b1 = b2 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak berpengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

H1 ≠ b1 ≠ b2 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

–          Ho diterima jika Fhitung  < Ftabel pada α = 5%

–          Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

v  Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel penggunaan gadget (X) terhadap variable minat baca mahasiswa (Y). Jika nilai R2 mendekati satu (1) semakin kuat pengaruhnya, sebaliknya jika R2 mendekati nol (0) maka semakin kecil pengaruhnya.

III. METODE PENELITIAN

III.1 Model Penelitian

  • Variabel penggunaan gadget (X)

Yaitu bagaimana penilaian mahasiswa terhadap perkembangan gadget (X1) dan juga biaya yang harus dikeluarkan (X2) untuk menikmati fasilitas gadget.

  • Variabel minat baca mahasiswa (Y)

Yaitu bagaimana minat baca mahasiswa yang saat ini sangat ditunjang dengan penggunaan gadget yang semakin lama semakin canggih.

III.2  Data dan Variabel

Besar pengaruh perkembangan gadget (X1) : perkembangan teknologi yang sangat mempengaruhi gaya hidup baik di kalangan remaja bahkan beragam usia. Hal ini ditunjukan dengan semakin beragamnya model yang dapat dinikmati para penikmat gadget. Bukan hanya sekedar desain yang selalu termodifikasi, tetapi juga kecanggihan teknologi di dalamnya. Skala pengukuran : Skala likert 1-10

Besar biaya yang harus dikeluarkan (X2) : besarnya pendapatan sangat mempengaruhi gaya hidup dan selera dari penikmat gadget. Terkadang mereka rela menghabiskan sebagian uangnya hanya untuk menikmati fasilitas gadget yang semakin lama semakin canggih. Skala pengukuran : Skala likert 1-10

Minat baca mahasiswa (Y) : yaitu melihat apa saja faktor yang dapat mempengaruhi minat baca mahasiswa. Apakah penggunaan gadget juga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhinya? Skala pengukuran: skala likert 1-10

III.3  Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara yang dilakukan untuk pengambilan data adalah dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada beberapa mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

III. 4 Sumber Data

v  Data primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari para responden. Dalam penelitian ini data didapatkan dari jawaban yang dikemukakan oleh para responden setelah diadakan pertanyaan dari peneliti.

v  Data sekunder

Data sekunder diambil dari internet serta media-media lain sebagai referensi dari peneliti.

III.5 Tahapan Penelitian

ü  Meneliti objek

ü  Membuat pertanyaan

ü  Menyebarkan pertanyaan kepada responden

ü  Menganalisa jawaban responden

ü  Mengolah data menjadi laporan

III.6  Populasi dan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi. Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 13 user media elektronik di Universitas Gunadarma.

IV. ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data primer yang telah diperoleh dari responden,selanjutnya data akan diolah menggunakan metode analisa deskriptif dan metode analisa statistic. Metode ini masing-masing akan menguraikan hasil dari pengumpulan data dan juga untuk menguji reabilitas dari hasil wawancara.

  • Analisa deskriptif

Data yang didapatkan melalui wawancara memberikan gambaran umum mengenai karakteristik responden yaitu berupa jenis kelamin dan umur.

1. Karateristik berdasarkan umur

Diketahui bahwa kategori umur yang paling banyak diteliti adalah umur 20 tahun sebanyak 8 orang responden atau 61,53 %. Untuk kategori umur paling sedikit adalah umur 21 tahun sebanyak 2 responden atau sekitar 15,38 %, dan sisanya kategori umur 19 tahun sebanyak 3 orang atau sekitar 23,07%.

2. Karateristik berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengambil sampel responden wanita sebanyak 8 orang atau 61,53% dan pria sebanyak 5 orang atau 38,46 %.

  • Rekapitulasi hasil analilis regresi

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa besar pengaruh perkembangan gadget dan biaya yang harus dikeluarkan memiliki hubungan dengan minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik, ditunjukan nilai multiplr R sebesar 0,522. Sedangkan nilai koefesien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R²) sebesar 0,221 menunjukan kontribusi besar pengaruh perkembangan gadget dan biaya yang harus dikeluarkan memiliki hubungan dengan minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik adalah sebesar 22,1, sedangkan sisanya 71,9 ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model.

  • Uji F

Pengujian terhadap model regresi (good ness of fit) dilakukan dengan uji F dimana hasil analisis diperoleh nilai Fhitung = 5,249 lebih besar dari F table = 2,84 dengan probabilitas 0,04 lebih kecil dari 0,05. Artinya secara simultan variable bebas yaitu pengaruh perkembangan gadget dan biaya yang harus dikeluarkan memiliki pengaruh terhadap minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik.

  • Uji t

Persamaan regresi yang diperoleh dari analilis regresi adalah sebagai berikut :

Y = 0,240 + 9,126 E-02 X1 + 0,308 X2

Koefesien regresi besar biaya yang harus dikeluarkan sebesar 9,126E-02 menunjukan bahwa biaya yang harus dikeluarkan memiliki pengaruh positif terhadap minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik.

Secara statistik biaya yang harus dikeluarkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik, hal ini ditunjukan dari thitung = 0,674 lebih kecil dati ttabel = 2,021 dengan probabilitas 0,504 lebih besar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besar biaya yang harus dikeluarkan tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat baca mahasiswa yang memilih media elektronik.

Koefisien regresi pengaruh perkembangan gadget 0,308 menunjukan bahwa pengaruh perkembangan gadget memiliki pengaruh positif terhadap minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik.

Secara statistik, pengaruh perkembangan gadget memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik, hal ini ditunjukan dari thitung = 2,268 lebih besar dari ttabel = 2,201 dengan probabilitas 0,029 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengaruh perkembangan gadget memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

 

ü  Kesimpulan

–          Berdasarkan analisis regresi dapat diketahui model penelitian menunjukan model yang sudah fit bias ditunjukan uji model dengan nilai F yang signifikan pada alpha 0,005.

–          Variabel yang berpengaruh dominan terhadap minat baca mahasiswa yang lebih memilih media elektronik adalah variabel pengaruh perkembangan gadget.

 

ü  Saran

Walaupun pengaruh perkembangan gadget mendominasi pengaruh minat baca mahasiswa, tetapi sebaiknya kita tetap memperkirakan berapa biaya yang harus kita keluarkan apabila selalu mengikuti perkembangan yang ada. Sedangkan membaca dapat kita lakukan bukan hanya dengan menggunakan fasilitas gadget, namun masih banyak media lain yang menyediakan informasi tanpa harus mengeluarkan biaya yang terlalu besar.

 

 

 

 

Makalah Teori Perilaku Konsumen

BAB I
PENDAHULUAN

Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.

Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.

Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.

BAB II

PEMBAHASAN

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-an didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan kepuasan (utilitas). Pada menentuan kuantitas tersebut, konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga komoditas. Sementara itu, preferensi dan variabel yang lain dianggap tetap atau konstan yang disebut dengan istilah ceteris paribus.

Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan dari perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan sebagaimana disajikan pada rumus berikut:

Oleh karena preferensi dan selera (taste) terkait dengan psikologi manusia, maka beberapa ahli mengembangkan teori perilaku konsumen dengan memasukan elemen-elemen psikologi dalam pengambilan keputusan konsumen. Elemen psikologi yang dimaksud meliputi kognisi, afeksi dan perilaku (psikomotorik).

Dengan demikian teori perilaku konsumen yang berkembang pada abad 20 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dan ekonomi. Sebagaimana diuraikan oleh Sumarwan (2004) bahwa perkembangan tersebur tidak lepas dari pengaruh ilmuwan seperti George Katona, Robert Ferker, John A Howard dan Jogdish N Sheth.

Manfaat perilaku konsumen, Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder). Secara umum terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang tergolong dalam kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi pemerintah dan politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan, 2004). Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen mampu :

–  Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.

– Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.

– Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga pemasar atau

Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-undangan untuk melindungi konsumen. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung melamin yang pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan Depertemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008. Secara makro, Undang-Undang Pangan mempunyai dampak positif terhadap perkembangan perekonomian, yaitu melalui peningkatan produksi karena meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan) 2004.

Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan, konsumen terdiri atas konsumen potensial (Potencial consumer) atau calon konsumen dan konsumen yang sudah melakukan pembelian (Effective Consumer).

Pendekatan untuk mempelajari konsumen dalam membeli barang, ada 2 pendekatan :

1. Pendekatan Kardinal
2 Pendekatan Ordinal.

PendekatanKardinal
Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu

Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

Keseimbangan  Konsumen
• Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang :

Syarat Keseimbangan:

1.  MUx/Px  =   MUy/Py   =   MUn/Pn

2.  Px Qx  +   Py QY  +……+  Pn Qn  =  M

MU       = marginal utility

P           = harga

M         = pendapatan konsumen

Pendekatan Ordinal

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Konsep Dasar Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.

Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.

Perilaku Konsumen dan Strategi

Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang lengkap untuk segmen tersebut.

Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Informasi ini digunakan sebagai dasar bagi pembentukan karakteristik dari segmen konsumen sehingga konsumen dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan dapat dibedakan dari segmen lainnya.

BAB III

PENUTUP

Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-an didasarkan, pada teori ekonomi, Manfaat perilaku konsumen, Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder). Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk.

 

Sumber : http://www.peutuah.com/makalah-teori-perilaku-konsumen/

 

JURNAL KEPUASAN KONSUMEN

ANALISIS JURNAL 1 :

Judul                                       :

Pengaruh persepsi nilai, harapan, dan kepercayaan terhadap kepuasan  konsumen pada penyedia jasa internet di JABODETABEK

 

Pengarang                              :

Mohammad Iqbal

Tema                                       :

Pengaruh persepsi nilai, harapan, dan kepercayaan terhadap kepuasan konsumen

 

Latar Belakang Masalah         :

Pertumbuhan penyedia jasa internet yang cukup pesat memberikan semakin banyak pilihan tersedia bagi pengguna internet. Konsumen pengguna internet dapat digolongkan dalam konsumen yang cukup rasional. Mereka akan mempertimbangkan keputusan memakai salah satu penyedia jasa internet, melalui proses yang biasanya diawali dari analisis kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi, dan pengambilan keputusan. Pertumbuhan penyedia jasa internet yang cukup pesat, di sisi lain menyebabkan semakin ketatnya persaingan yang terjadi antar penyedia jasa internet. Penyedia jasa internet dengan demikian harus membuat strategi menarik dan mempertahankan pelanggan. Kepuasan pelanggan menjadi suatu hal yang penting dalam mempertahankan pelanggan. Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima dan diharapkan (Kotler, 1997). Dalam era globalisasi ini, perusahaan akan selalu menyadari pentingnya faktor pelanggan. Oleh karena itu, mengukur tingkat

kepuasan para pelanggan sangatlah perlu, walaupun hal tersebut tidaklah semudah

mengukur berat badan atau tinggi badan pelanggan yang bersangkutan.

 

Masalah                      :

  1. Bagaimana cara memuaskan pelanggan dalam persaingan yang sangat ketat ?
  2. Bagaimana cara perusahaan dalam mengukur tingkat kepuasan para pelanggan di era globalisasi ?

Tujuan                         :

Untuk mengetahui pengaruh persepsi nilai, harapan, dan kepercayaan  terhadap kepuasan konsumen pada Penyedia Jasa Internet (PJI) di Jabodetabek.

 

Metodologi                  :

 

–       Data                : data primer dengan konsumen pengguna PJI sebagai responden.

–       Sampel            : pengguna internet yang merupakan konsumen pribadi (individual) yang menggunakan jasa PJI dengan pilihan dan keputusan sendiri.

 

–       Alat analisis     : kuisioner dan skala likert

 

–       Metode Penelitian       : penggunaan model persamaan struktural untuk menunjukkan hubungan tidak langsung dan penggunaan variabel laten. Perangkat lunak yang digunakan adalah Lisrel 8.51 yang dikembangkan oleh Karl G. Joreskog dan Dag Sorbom. Sedangkan untuk uji reliabilitas dan validitas digunakan perangkat lunak SPSS for Windows versi 13.

 

–       Variabel Penelitian      : Variabel pertama adalah variable persepsi nilai konsumen terhadap nilai PJI yang menggambarkan kesepadanan pengorbanan atau harga yang harus dibayar dengan manfaat yang diperoleh. Variabel kedua adalah variabel harapan konsumen terhadap PJI masa depan. Variabel ketiga adalah kepercayaan konsumen terhadap PJI. Variabel keempat adalah kepuasan konsumen terhadap PJI yang digunakan.

 

–       Tahapan Penelitian     :

 

  1. Pengumpulan data dengan cara penyebaran kuisioner.
  2. Pengukuran data dengan menggunakan skala likert.
  3. Pengujian validitas dan reliabilitas.

 

Analisis dan hasil         :

 

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi nilai dan kepercayaan terhadap ISP di masa mendatang memengaruhi kepuasan akan ISP secara langsung dan signifikan. Kenaikan persepsi nilai dan kepercayaan akan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap PJI yang digunakan. Hasil ini konsisten dengan temuan Chiou (2004) dan untuk pengaruh nilai yang dipersepsikan kepercayaan kepada kepuasan konsumen. Sedangkan untuk harapan tidak memengaruhi terhadap kepuasan

konsumen. Tingginya harapan konsumen terhadap ISP tidak memengaruhi kepuasan

konsumen. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan penelitian Chiou (2004) yang

menemukan bahwa harapan berpengaruh secara negatif terhadap kepuasan

konsumen.

 

Sumber                       :

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2008/Artikel_10204636.pdf

 

 

ANALISIS JURNAL 2 :

 

Judul                                       :

Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan bakmi aisy di Depok

 

Pengarang                            :

Rina Dwiwinarsih

 

Tema                                      :

Kepuasan konsumen terhadap pelayanan dan produk yang dihasilkan dari makanan siap saji

 

Latar Belakang Masalah    :

Perkembangan perekonomian membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Di samping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, dan mengadakan promosi.  Dalam pengembangan suatu usaha dibutuhkan pemasaran yang jitu. Pemasaran merupakan salah satu unsur dalam kegiatan usaha,terutama makanan siap saji, kebijakan yang diambil dalam pemasaran akan mempengaruhi maju mundurnya usaha tersebut. Karena yang dihadapi saat ini bukan hanya bagaimana pelayanan aja, tetapi yang paling penting adalah beberapa cara pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli menurut Kothler (2000) yang mempunyai peranan yang sangat penting harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).

 

Mendirikan suatu perusahaan bukanlah merupakan hal yang mudah, namun memelihara dan mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang jauh lebih banyak tantangannya. Masalah-masalah akan selalu muncul baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.

Untuk meningkatkan dan mempertahankan usaha serta persaingan yang ketat diperlukan suatu cara, salah satunya yaitu dengan meningkatkan kepuasan konsumen maka tingkat penjualan dipastikan akan naik. Oleh sebab itu konsumen harus dipuaskan, jika tidak ini akan berdampak buruk bagi usaha itu sendiri, seperti menurunnya pendapatan dan hilangnya pelanggan, hal tersebut dikarenakan konsumen sangat penting sebagai pendapatan, maka perusahaan ini harus berusaha untuk memaksimalakan pelayanaan terhadap pelanggan.

 

Masalah                      :

Apakah konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Bakmi Aisy di Depok terutama dalam hal rasa makanan ?

 

Tujuan                         :

Untuk mengetahui bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Bakmi Aisy di Depok sehingga konsumen merasa puas.

 

Metodologi                  :

 

–       Data dan sampel         : 50 orang konsumen (pelanggan) sebanyak 10 pertanyaaan yang dilaksanakan di Bakmi Aisy

 

–       Alat analisis                 : uji chi square dan uji skala likert

 

–       Metode penelitian        : menggunakan analisis deskriptif kualitatif

 

–       Variable penelitian       : Reliability (Keandalan), Responsiveness (Daya Tanggap), Assurance (Kemampuan), Tangible (fasilitas) dan Emphaty (Perhatian).

 

–       Tahapan penelitian      :

 

 

1. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakuakan dengan cara system acak (system ramdom sampling) di Bakmi Aisy di Depok.

 

2. Bentuk Pertanyaan Bentuk pertanyaan adalah tertutup, yaitu jawaban dari soal yang diberikan sudah disediakan sehingga responden atau konsumen tinggal memilih jawaban yang sesuai.

3. Kriteria Penilaian

Untuk mengetahui Analisis Kepuasan Konsumen terhadap pelayanan yang ada pada Pada Bakmi Aisy di Depok yang berupa data kualitatif tersebut diubah menjadi data kuantitatif.

Analisis dan Hasil                    :

Dapat dilihat bahwa dari 50 responden, sebanyak 11.4% (5 responden) menyatakan sangat puas, 38% (19 responden) meyatakan puas , 41.4% (21 responden) menyatakan cukup puas, 7.8% (3 responden) menyatakan kurang puas, dan 1.4% (2 responden) Menyatakan tidak puas Dengan begitu dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata konsumen merasa Cukup Puas dengan keseluruhan pelayanan yang diberikan oleh Bakmi Aisy Depok. Maka dapat disimpulkan :

1. Bahwa dari 50 responden, beberapa responden menyatakan Puas terhadap pelayanan Bakmi Aisy di Depok. Hal ini diperoleh dari perhitungan dengan analisis Chi Square, dimana Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti komsumen merasa puas terhadap pelayanan Bakmi Aisy di Depok diantaranya dalam hal rasa serta lokasinya yg strategis.

2. Mengacu pada kualitas pelayanan dengan 5 dimensi kualitas pelayanan yang menentukan mutu jasa Bakmi Aisy di Depok. Yaitu Dimensi Reliability,yaitu berupa harga yang di berikan, pelayanannya serta cara pembayaran yang dilakukan. Dimensi Responsiveness yaitu kecepatan pelayanan dalam mengantarkan makanan serta proses promosi yang dilakukan dalam menarik konsumen untuk datang dan menikmati Bakmi Aisy ini. Dimensi Assurance yaitu keramahan yang diberikan terhadap konsumen. Dimensi Emphaty yaitu cita rasa makanan yang ditawarkan oleh Bakmi Aisy. dan terakhir adalah Dimensi Tangible yaitu berupa kebersihan tempat, lokasi usaha yang cukup strategis serta area parker. Dari semua dimemsi tersebut maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut dimana konsumen merasa cukup puas bahkan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Bakmi Aisy ini dapat dilihat dengan jumlah persentasenya sebesar 79,4% atau sebanyak 40 responden.

Sumber                       : http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_11205052.pdf

 

Analisis Jurnal 3 :

Judul                          :

Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Hipermarket di Depok

Pengarang                  :

Raudhah Maria Ulfah

Tema                           :

Mengetehui variable pembentuk kepuasan konsumen

Latar belakang masalah         :

Industri Ritel yang tumbuh pesat dewasa ini merupakan hasil dari meningkatnya beragam hasil produksi yang dikemas dan ditata dalam rupa yang yang lebih menarik, dan juga keperluan konsumen terhadap barang meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Peluang inilah yang ditangkap oleh pemodal asing yang demikan agresif membangun jaringan ritel di kota-kota besar di Indonesia. Ketatnya persaingan membuat pemasar sulit untuk bersaing dalam inovasi produk. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan sesuatu hal baru dengan mudah akan dapat ditiru oleh orang lain, sehingga peranan layanan konsumen menjadi penting. Kualitas yang ditawarkan akhirnya tidak hanya ditentukan kualitas produk tapi juga oleh kualitas jasa. (Kartajaya, 1994:34). Melihat banyaknya konsumen yang mempunyai keinginan dan kebutuhan beraneka ragam saat ini, membuat peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan tempat ritel modern di kota Depok, bisa dilihat ritel modern baru di Depok, misalnya Hypermart, Giant, Carrefour dan masih ada beberapa ritel modern yang lain.

 

Masalah                      :

 

Bagaimana cara pengusaha ritel bersaing dalam memperoleh simpati konsumen ?

 

Tujuan                         :

 

–       untuk mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok

–       untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel pembentukkepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok.

 

Metodologi                  :

 

–       Data                : Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen hipermarket di Depok

pada bulan Mei – Agustus 2008.

 

–       Sampel                        : Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi. Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 100 orang konsumen pada ritel hipermarket di Depok.

 

–       Alat analisis                 : Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat analisis SPSS versi 11.

 

–       Variable penelitian       : variabel daya tanggap, variabel jaminan, variabel empati, variabel keandalan, dan yang terakhir adalah variable bukti fisik.

 

Analisis dan hasil                     :

 

Dari lima variabel yang telah diuji dan dianalisis dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1.  Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hypermarket di Depok adalah signifikan.
  2.  Variabel bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati mampu membentuk komponen utama kepuasan konsumen.
  3.  Dari lima variabel yang paling dominan membentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket adalah variabel Daya Tanggap.

 

Dengan mengetahui bahwa lima variabel kualitas jasa dapat membentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok, maka penelitian ini bisa menjadi masukan bagi pengusaha ritel modern untuk lebih memahami konsumen dan mengaplikasikannya kedalam strategi pemasaran.

 

Daya Tanggap menunjukkan variabel yang paling mendominasi dalam membentuk kepuasan konsumen berbelanja pada ritel hipermarket di Depok, untuk variabel-variabel yang lain perlu adanya evaluasi dan peningkatan pelayanan yang telah disediakan agar pelayanan kualitas jasa yang disediakan pada ritel hypermarket diterima baik oleh konsumen.

 

Sumber                       :

http://achuyherry.files.wordpress.com/2010/11/artikel_112027212.pdf

 

 

Kumpulan Jurnal UKM

Analisis Jurnal 1 :

Tema                          :

Strategis Pengembangan Tahap Lanjut Sentra Bisnis UKM

Judul                          :

KAJIAN STRATEGIS PENGEMBANGAN TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN

 

Latar Belakang Masalah      :  

Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah mampu menunjukkan kinerja yang relatif lebih tangguh dalam menghadapi masa krisis yang panjang. Kontribusi sektor ini pada perekonomian nasional pun cukup signifikan. Pada tahun 2005 jumlah UKM tercatat 44,6 juta unit atau 99,99 % dari keseluruhan

unit usaha ekonomi yang ada, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 88,7% dari jumlah tenaga kerja yang ada, atau mencapai 68,28 juta orang. Data ini mengindikasikan UKM dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi nasional, walaupun rata-rata produktivitasnya relatif masih

rendah. Mengingat struktur UKM yang khas, dengan heterogenitas yang cukup tinggi, maka pendekatan pembangunan UKM melalui sentra/klaster menjadi salah satu langkah yang dianggap strategis. Untuk itu proses pengembangan sentra UKM yang selama ini dilakukan (sejak tahun 2001), disertai dengan memberikan bantuan perkuatan, baik dalam bentuk finansial maupun non finansial. Salah satu hasil kajian terhadap sentra yang dilakukan pada tahun 2003 dan 2004 menunjukkan bahwa: a) paling tidak telah ada dampak positif pengembangan sentra dalam bentuk peningkatan kapasitas sentra, walaupun

kondisi itu belum disertai dengan peningkatan produktivitasnya, b) Sudah terjalin kerjasama antar UKM dalam sentra yakni di bidang pemasaran (24%) dan pengadaan bahan baku (19%), c) ditemukan ada persaingan antar UKM dalam sentra yang cukup tinggi. Dari beberapa hal diatas dapat dikatakan bahwa, banyak hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut dalam proses pembinaan dan pengembangan sentra

bisnis UKM pasca dukungan perkuatan, termasuk juga keterkaitan sentra dengan lembaga-lembaga pelaksana yang melakukan dukungan perkuatan antara lain BDS dan KSP/USP.

 

Masalah          :

 

a. Bagaimana kemandirian dan kesiapan sentra bisnis UKM pasca dukungan perkuatan dalam hal kemampuan dan kompetensinya menghadapi tantangan kompetisi bisnis.

b. Apa .key success factors. yang menentukan keberhasilan sentra bisnis, serta merumuskan strategi tahap lanjut pengembangannya.

c. Seberapa besar dan bagaimana peran BDS dan KSP/USP dalam pengembangan sentra bisnis UKM.

 

Tujuan Penelitian      :

 

a. Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan sentra bisnis yang mendapat dukungan finansial dan non finansial

b. Menganalisis kesiapan dan kemandirian sentra-sentra bisnis pasca dukungan perkuatan

c. Menginventarisasi bentuk-bentuk fasilitas yang diperlukan oleh sentra bisnis pasca dukungan perkuatan

 

 

.

 

Analisis Jurnal 2 :

Tema                                        :

Dampak Program Perkreditan Dan Perkuatan Permodalan Usaha Kecil Menengah Terhadap Perekonomian Daerah

Judul                                      :

KAJIAN DAMPAK PROGRAM PERKREDITAN DAN PERKUATAN PERMODALAN USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH

 

Latar belakang Masalah                   :

UKM memiliki potensi besar, ditunjukkan dengan kemampuannya bertahan dalam menghadapi badai krisis keuangan dan ekonomi yang menimpa Indonesia sejak medio tahun 1997. Hal ini juga membuktikan bahwa UKM merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kuat dan ulet. Meskipun demikian UKM tidak terlepas dari dampak gejolak pasar dan keambrukan system perbankan nasional. Diperkirakan di masa depan UKM akan cukup berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan ekonomi yang cepat berubah dan dapat meningkatkan posisi daya saing bukan hanya dalam pasar lokal tetapi juga dalam mendorong aktivitas ekspor yang pada akhirnya akan lebih mendorong pengembangan perekonomian daerah. Pemulihan ekonomi dalam perekonomian daerah akan lebih cepat tercapai apabila peran UKM dapat lebih ditingkatkan dan berbagai kendala internal yang melilit UKM seperti perkreditan dan permodalan dapat dicarikan solusi yang pas dan akurat. Perkreditan dan permodalan bagi pengembangan UKM sering menjadi kendala, karena UKM sangat terbatas kemampuannya untuk mengakseskan terhadap lembaga perkreditan atau perbankan. Realitas menunjukkan bahwa UKM pada

umumnya mengalami masalah dalam memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan kredit yang biasanya diukur dengan 5C, yaitu : character, capacity, capital, collateral, dan condition. Dari persyaratan 5C tersebut ada 2C yang sulit dipenuhi yaitu capital dan collaterall. Capital berkaitan dengan persyaratan

untuk memenuhi capital adequacy ratio (CAR) bagi para peminjam. Kesulitan ini terutama sering dihadapi oleh para pemodal kecil. Sedangkan collateral berkaitan dengan penyediaan jaminan atau agunan tambahan bagi peminjam. Dalam rangka pemberdayaan koperasi dan UKM, pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan yang dituangkan ke dalam 17 skim kredit dengan persyaratan lunak. Dengan skim tersebut, maka tahun 1997/1998, telah dialokasikan dana sebesar Rp. 1,0 trilyun. Kemudian pada tahun 1998/1999 alokasi dana untuk koperasi dan UKM meningkat empat belas kali dari tahun sebelumnya dengan nilai Rp. 14,4 trilyun. Dalam pelaksanaannya, ternyata belum dapat berjalan secara optimal. Fenomena ini diduga terjadi karena penyelenggaraan kredit menghadapi banyak kesulitan, baik dalam penyaluran maupun dalam pengembalian pinjamannya. Selanjutnya data dari Asian Development Bank tahun 2001 menunjukkan bahwa perolehan kredit bagi UKM dari lembaga perkreditan seperti perbankan adalah sebagai berikut : a). UKM yang pernah memperoleh kredit dari bank hanya sebesar 21%, b). UKM yang telah mengajukan kredit tetapi belum memperoleh kredit sebesar 14%,      c). UKM yang sangat membutuhkan kredit tetapi belum mengajukan kredit sebesar 33% dan d). sisanya sebesar 32% belum memerlukan kredit.

 

Masalah                      :

 

a. Program perkreditan dan perkuatan permodalan apa sajakah yang sudah

diterima UKM?

b. Sampai seberapa jauh dampak program perkreditan dan perkuatan

permodalan terhadap kinerja UKM?

c. Sampai seberapa jauh dampak program perkreditan dan perkuatan

permodalan terhadap perekonomian daerah.

 

Tujuan Penelitian :

a. Menganalisis jenis program perkreditan dan perkuatan permodalan usaha

kecil dan menengah.

b. Menganalisis dampak program perkreditan dan perkuatan permodalan UKM

terhadap perekonomian daerah.

c. Menganalisis kinerja usaha kecil dan menengah yang sudah memperoleh program

perkreditan dan perkuatan permodalan.

Kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa masukan terhadap perumusan

kebijakan pemerintah mengenai program perkreditan dan perkuatan permodalan yang

tepat bagi UKM yang bisa berdampak terhadap kinerja UKM dan peningkatan

perekonomian daerah.

 

Analisis Jurnal 3 :

Tema                                        :

Penentuan Produk Unggulan Berpengaruh Dalam Meningkatkan Ekspor UKM Dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Judul                                      :

PENGKAJIAN PRODUK UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN EKSPOR UKM DAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

 

Latar Belakang Masalah                  :

Usaha kecil menengah (UKM) dapat dikatakan tulang punggung perekonomian nasional, dapat dilihat dari besarnya kontribusi kegiatan UKM terhadap perekonomian, dimana tahun 2003 mencapai 57% dari total produk domestik bruto (PDB. Di sisi lain, menurut data sementara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2005), pada tahun 2003, kontribusi UKM dalam ekspor hanya sebesar 16% dari total ekspor (4% berasal sektor usaha kecil dan 12% berasal dari usaha menengah). Gambaran ini menunjukkan bahwa kemampuan produk UKM untuk dapat bersaing di pasar global masih rendah.

Persaingan dalam perdagangan internasional (atau pasar pada umumnya) amat ditentukan pada keunggulan yang dimiliki atau keunggulan produk yang dihasilkan. Dalam konteks pengembangan keunggulan tersebut, pemerintah daerah mulai mengembangkan konsep produk unggulan. Proses ini dilakukan dengan mengidentifikasi produk unggulan terutama yang berasal dari sektor usaha kecil menengah sebagai proses pengembangan sumber daya lokal dan optimalisasi atas potensi ekonomi daerah. Sebagai suatu strategi pembangunan, pengembangan produk unggulan dinilai mempunyai kelebihan, karena dianggap bahwa suatu daerah yang menerapkan pola pembangunan ini relatif lebih “mandiri” dalam pengembangan ekonominya. Pengembangan produk unggulan dan pengembangan UKM dapat merupakan strategi yang efektif dalam pengembangan ekonomi daerah. Terlebih lagi pada daerah yang tertinggal atau mempunyai ketimpangan ekonomi terhadap daerah/wilayah lain, termasuk daerah/wilayah perbatasan. Khusus pengembangan wilayah perbatasan menjadi perhatian pemerintah

karena memiliki arti penting dan strategis terkait dengan otonomi daerah, perdagangan bebas, strategi globalisasi, dan bahkan pada konteks kedaulatan nasional. Berkebalikan dengan arti pentingnya tersebut, kawasan perbatasan di Indonesia ditandai dengan kesenjangan pembangunan dengan negara

tetangga, kemiskinan yang tinggi, isolasi karena akses yang sulit, kualitas sumber daya yang rendah, serta sarana prasarana yang minim. Situasi dan kondisi wilayah perbatasan secara umum rawan baik dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan. Pada konteks inilah, pembangunan ekonomi lokal dengan pengembangan UKM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pengembangan kawasan perbatasan. Pemberdayaan UKM ini semestinya dilaksanakan secara simultan dalam kerangka kerja yang komprehensif dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan sosial, penyediaan infrastruktur dan lainnya.

 

Masalah                                  :

Sebagian besar dari produk unggulan potensial untuk peningkatan ekspor dan pembangunan sudah berorientasi untuk pasar non lokal (46%) dan bahkan ekspor (40%). Kemampuan mengakses pasar diperkirakan akan semakin meningkat asalkan kualitas produk dapat ditingkatkan. Khusus untuk daerah perbatasan ternyata pendayagunaan potensi ekonomi lokal daerah perbatasan belum optimal. Berbagai hambatan SDM, permodalan, produksi, pemasaran dan jejaringan kerja hendaknya mendapat perhatian serius dari pemerintah. Dibutuhkan investasi besar untuk pengembangan infrastruktur setempat. Model pemberdayaan UKM di daerah perbatasan di susun melalui berbagai penyesuaian dengan konteks dan kondisi spesifik di setiap kawasan perbatasan.

 

Tujuan Penelitian                  :

(1) Menyusun deskripsi produk-produk unggulan potensial untuk peningkatan ekspor dan pengembangan ekonomi lokal;

(2) Menyusun model pemberdayaan UKM di kawasan perbatasan dengan negara tetangga

 

Jurnal Terkait     :

 Tema                                        :

PERANAN UKM DALAM MENGHADAPI KRISIS EKONOMI GLOBAL

 

Judul                                       :

PEMBELAJARAN DAN PENERAPAN SISTEM UKM DALAM MENGHADAPI KRISIS EKONOMI GLOBAL

 

Latar Belakang Masalah           :

Sektor UKM telah menunjukan kinerja yang relative lebih tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi yang panjang dimana UKM dapat melakukan penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran. Dalam pembangunan UKM, diperlukan adanya pendekatan sentral/klaster yang dapat memberikan antara lain efek peningkatan kapasitas sentra,terjalinnya kerjasama antar UKM ,dan timbulnya persaingan UKM dalam sentra yang cukup tinggi. UKM mempunyai potensi besar yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis keuangan dan ekonomi. UKM merupakan pelaku ekonomi yang kuat dan ulet yang memiliki daya saing yang sangat kuat di pasar lokal sehingga dapat mendorong ekspor dan pengembangan perekonomian daerah. Peranan perkreditan dan permodalan UKM dapat membantu memulihkan perekonomian daerah, Peran pemerintah sangat penting dalam pemberian kredit dan modal usaha bagi pengusaha kecil. Kemampuan produk UKM masih sangat rendah dalam bersaing di pasar global. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan konsep produk unggulan yang merupakan strategi efektif dalam pengembangan ekonomi daerah. Daerah yang memiliki produk unggulan akan lebih mandiri untuk pengembangan ekonominya.

 

Masalah                                   :

(1)   Apakah benar UKM dapat bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi?

(2)   Metode apa saja yang dapat digunakan untuk pembangunan UKM?

(3)   Apakah dampak positif yang sangat berpengaruh kepada perekonomian bangsa dengan adanya UKM ?

 

Tujuan Penelitian                     :

(1)   Mempelajari lebih dalam tentang pemanfaatan UKM dalam menghadapi krisis ekonomi.

(2)   Tidak adanya penyalahgunaan dalam menggunakan metode pembangunan UKM agar berjalan efektif.

 

Implementasi Dan Tantangan Wawasan Nusantara

IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :

1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila

Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.

2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional

 

a.       Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

 

Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu

1.      Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2.      Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.

3.      Mengembagkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.

4.      Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.

5.      Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.

 

 

b.      Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

 

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.

 

Sebagai Contoh :

1.      Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.

2.      Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.

3.      Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil

4.      Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.

5.      Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.

6.      Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 

c.       Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

 

Sebagai Contoh :

Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi

dalam kehidupan sosial.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :

1.      Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.

2.      Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.

 

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :

1.      Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

2.       Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

Contoh lain adalah dengan cara membagun TNI Profesional yang juga merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu :

  1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang menganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
  2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
  3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia

 

TANTANGAN DARI IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah. Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.

 

Wawasan Nusantara

PENGERTIAN

Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau – pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudera yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia). Wawasan nusantara dengan rumusan pengertian yang sampai ini berkembang sebagai berikut:

1.      Pengertian wawasan nusantara berdasarkan ketetapan majelis permusyawarahan rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah sebagai berikut: wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

2.       Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua Program S-2 PKN – UI ) “wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”. Hal tersebut disampaikannya saat lokakarya wawsan nusantara dan ketahanan nasional di Lemhanas pada Januari 2000. Ia juga menjelaskan bahwa wawasan nusantara merupakan geopolitik indonesia.

3.      Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan nusantara, yang diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di Lemhanas tahun 1999 adalah sebagai berikut: “cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang berseragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.” Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita – citanya.

 

Secara umum, wawasan nusantara adalah pandangan suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang serba terhubung dan perkembangannya di tengah-tengah bangsa lain berdasar falsafah nasionalnya. Sedangkan wawasan nusantara Indonesia adalah pandangan bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung dan perkembangannya di tengah-tengah bangsa lain berdasarkan pancasila.

 

UNSUR-UNSUR DASAR

1.      Wadah

  • Wujud Wilayah

Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya. Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik. Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

 

  • Tata Inti Organisasi

Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum( Rechtsstaat ) bukan Negara kekuasaan ( Machtsstaat ).

 

  • Tata Kelengkapan Organisasi

Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara. Yang dapat diwujudkan demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila.

 

2.      Isi Wawasan Nusantara

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:

a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-cita

dan tujuan nasional.

b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan

nasional.

 

Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia meliputi :

 

a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.

3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

 

b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh meliputi :

1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan dirgantara

secara terpadu.

2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu

ideologi dan identitas nasional.

3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas

dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.

4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas

kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu sistem

pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional

 

3.       Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian. Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalm segala aspek kehidupan nasional.

 

LATAR BELAKANG

Falsafah pancasila

Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:

  1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
  2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
  3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Aspek kewilayahan nusantara

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.

Aspek sosial budaya

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda – beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar

Aspek sejarah

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.

ARAH PANDANG

1.      Arah Pandang Ke Dalam

Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangasa indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan kesatuan dalam kebhinekaan.

 

2.      Arah Pandang Ke Luar

Arah pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam duna serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta kerja sama dan sikap saling menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa kehidupan internasionalnya, bangsa Idonesia harus berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi tercapainya tujuan nasional sesuai tertera pada Pembukaan UUD1945.

 

KEDUDUKAN

 

a.       Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita- cita dan tujuan nasional.

b.      Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut:

1.      Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.

2.      Undang0undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.

3.      Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan visional.

4.      Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai kebijaksanaan nasional,berkedudukan sebagai landasan operasional.

FUNGSI

  1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
  2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
  3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
  4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:
  1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik – titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
  2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
  3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.

TUJUAN

1.      Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial

2.      Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

 

 

Perbandingan Isi Dari Pasal 28 UUD 1945 dengan Universal Of Human Right

Pada dasarnya isi dari UUD pasal 28 dan Universal of Human Right tidak jauh beda. Yang membedakan keduanya terletak pada adanya mukadimah pada Declaration of Human Right yang berisikan pandangan terhadap HAM, pentingnya HAM, pelaksanaan HAM yang merupakan bagian dari persahabatan antar bangsa. Sedangkan pasal 28 langsung memuat apa-apa saja yang wajib dijalankan untuk menegakkan HAM. Kedua pedoman tersebut juga memiliki orientasi yang berbeda dimana pasal 28 hanya mencangkup ruaang lingkup bangssa Indonesia sedangkan Universal of Human Right memiliki runag lingkup yang sangat luas yaitu warga dunia. Hal itu dapat terlihat dari tiap-tiap pasal yang ada baik di pasal 28 ataupun di Universal of Human Right. Pada tiap-tiap butir ayat dari pasal 28 lebih banyak dimulai dengan kata-kata, “setiap warga negara”. Hal ini berbeda dengan tiap-tiap butir pasal dalam Universal of Human Right lebih banyak dumulai dengan kata-kata, “setiap orang”. Hal ini dapat menjadi salah satu alas an kuat sebagaimana yang saya utrakan di atas.

Koin

Memperbincangkan koin dalam situasi perekonomian saat sekarang ini, seperti membicarakan sesuatu yang tak nerharga. Dulu uang logam itu menunjuk pada nilai sen, sementara uang kertas terkecil bernilai satu rupiah. Sekarang ada koin seribu rupiah, anak-anak pun tak pernah mendengar kata sen.

Koin disukai anak-anak untuk menabung, karena lebih praktis dicemplungkan dan juga anak-anak suka mengocok celengan itu untuk pamer bahwa ia sudah menabung. Ini pelajaran bagaimana moral bangsa ini di masa lalu ditekankan untuk berhemat.

“Polisi cepek”, profesi yang dulu hanya ada di Jakarta tapi kini menyebar dari Sabang sampai Merauke, sudah tak mau menerima uang logam “cepekan”. Rp. 100 tak ada apa-apa.

Uang logam diperlukan, tapi uang berbentuk koin ini sudah dinistakan. Bahkan kini koin juga dijadikan alat penista utama untuk menjatuhkan kehormatan seseorang, termasuk presiden. Ada gerakan pengumpulan koin untuk presiden karena penggeraknya merasa perlu menghina presiden yang disebut-sebut mengeluh soal gajingya yang tidak naik.

Lalu gerakan itu dibalas dengan pengumpulan koin untuk wakil rakyat, yang menurut penggeraknya, supaya wakil rakyat lebih sejahtera sehingga tak perlu korupsi. Maklumlah, sudah ada 25 wakil rakyat yang dijebloskan ke penjara, jumlah yang sudah memenihi syarat untuk sebuah Tim Nasional Sepak Bola.

Saya tak bermaksud membela SBY dalam urusan koin ini, karena saya sangat percaya presiden hanya kebablasan bicara dalam situasi dimana beliau selalu menjadi sasaran tembak. Saya juga tak membela wakil rakyat dalam urusan koin ini, karena saya makin percaya, kekurangan para wakil rakyat itu bukan soal sejahtera, melainkan minimnya etika.

Saya hanya usul, rencana penyederhanaan nilai rupiah terus dilanjutkan, sehingga koin mempunyai nilai seperti dulu. Apalagi koin adalah sarana pendidikan moral dalam membentuk generasi yang suka menabung, bukan generasi yang menistakan uang logam maupun kertas yang akhirnya membuat anak bangsa ini boros dan bermental korup.

 

Sumber : Koran TEMPO edisi Minggu, 6 Februari 2011 halaman A2

Penulis : Putu Setia

 

Bila Orang-orang Penting Hijrah

Semakin banyaknya ilmuwan Indonesia yang bekerja di luar negeri tak harus dirisaukan. Dengan mobilitas antar negara yang tinggi, mustahil memelihara kecemasan terhadadap fenomena yang disebut brain drain. Lebih jauh lagi, ibarat keping koin, harus disadari pula brain drain punya sisi lain yang menguntungkan.

Memberi perhatian serius pada sisi baik itu, tak berarti mengabaikan keharusan untuk mengatasi dampak negatif brain drain. Upaya pencegaha bisa tetap dijalankan. Menambah kesempatan kerja yang lebih maju di bidang penelitian tetap harus dilakukan. Akan lebih bagus jika, pada saat yang sama, waktu, pikiran, dan tenaga dikerahkan untuk mengoptimalkan efek positif brain drain serta mengalokasikan anggaran untuk memberikan penghargaan yang lebih tinggi.

Secara teori, bahkan di negara termiskin sekalipun, prospek untuk bisa bekerja di luar negeri bisa berarti peluang untuk mendapatkan pendidikan dan keterampilan lebih tinggi. Inilah brain gain yang, menurut sejumlah ekonom, impak terhadap kesejahteraan dan pertumbuhan bisa melampaui akibat buruk brain drain.

Dalam konteks impak migrasi terhadap suatu perekonomian atau masyarakat, brain drain pun hanyalah suatu aspek. Masih ada aspek-aspek arus masuk devisa, transfer teknologi, masuknya investasi, dan perdagangan, bahkan kegiatan komunitas yang merupakan bagian dari kehidupan para imigran. Jika semuanya diperhitungkan, impak totalnya bisa positif.

Pengalaman menunjukan banyak dari mereka yang hijrah ke negara lain lulus pendidikan di luar negeri dengan sponsor yang juga bukan dari dalam negeri. Dengan memilih tetap merantau setamat sekolah, mereka memang tidak bisa berkontribusi bangi kampung halamannya. Tapi ongkos keputusan mereka itu, dalam ukuran pengeluaran publik, bisa jadi kecil saja. Selain itu, banyak dari mereka yang menganggur atau bekerja dibawah kemampuan saat di dalam negeri. Sehingga mereka pergi pun tak akan berpengaruh apa-apa.

Dibanding Cina atau India, Indonesia belum mengalami brain drain serius. Cina harus menghadapi kenyataan 7 dari 10 warganya yang belajar di luar negeri tak pulang. Di India, akibat imigrasi para ahli komputernya setiap tahun ditaksir ada kerugian US$ 2 miliar. Tapi tak salah bila Indonesia mencontoh India, yang membiarkan brain drain terjadi. Seperti negara itu, Indonesia bisa memilih percaya bahwa harus keluar para ilmuwannya dalam jumlah besar, suatu saat justru akan menguntungkan.

Sumber : Koran TEMPO edisi Senin, 3 Januari 2011 halaman A2.